Introduction
Lima belas pemuda dan tujuh gadis disana tampak duduk berhadapan dengan canggung sampai salah satu pemuda itu berdeham dengan keras membuat semuanya tersentak.
“Ini nggak ada yang mau perkenalan??” Tanya pemuda itu menatap semuanya bergantian.
“Oke gue dulu. Gue Haechan.” Lanjut pemuda itu sembari beranjak, “Tapi gue belum tau kekuatan gue apaan. Soalnya nggak ada yang berubah.” Tuturnya lalu kembali mendudukkan diri, lalu setelahnya pemuda dengan rambut seputih salju itu beranjak dan berdiri.
“Jeno, Lee Jeno.” Katanya memperkenalkan diri, “Superpower lo apa??” Pemuda dengan rambut seputih salju itu menoleh kearah sosok gadis cantik bermata seperti kucing yang tengah menatapnya. “I'm the Iceman. Gue bisa bikin es.” Lanjut Jeno membuat semuanya mengangguk-angguk paham.
“Coba dong dingin in soda gue.” Salah satu pemuda dengan rambut sedikit gondrong itu menunjuk kearah gelas soda diatas meja.
Jeno, pemuda itu mengangguk lalu mengambil gelas itu, sedetik kemudian kepingan es mengelilingi gelas itu membuatnya menjadi sangat dingin namun tidak sampai mengeras.
Semua yang melihat itu kompak bertepuk tangan heboh lalu menyoraki Jeno yang kini tersenyum malu-malu dan memilih mendudukkan diri kembali.
“Cepet lo maju, saingan lo tuh, hahahaha.” Celetuk pemuda lainnya mendorong-dorong pelan pemuda berambut coklat itu untuk maju sembari tertawa.
Setelah menghela nafas, pemuda berambut coklat itu beranjak kemudian merogoh saku celananya mengeluarkan sebuah korek elektrik. “Gue Han Jisung. Gue bisa memanipulasi api. Tapi gue nggak bisa bikin api kaya yang lo lakuin untuk buat es. Makanya gue kemana-mana bawa ini, siapatau butuh.” Papar pemuda itu sembari menunjukkan korek api elektriknya yang bergambar ikan hiu.
Kemudian, seorang gadis cantik beranjak setelah Han Jisung mendudukkan dirinya, “Gue Chaewon. Gue bisa terbang.” Kata gadis itu lalu perlahan membuka kancing kemejanya satu persatu membuat semua pemuda disana berseru heboh.
“WOWWWW EASYY GIRLLL....” Teriak Haechan membuat gadis didepan itu hanya merolling mata lalu berbalik dan perlahan menurunkan kemejanya, menampilkan punggungnya yang didominasi garis seperti tato, namun sedetik kemudian garis-garis itu mulai muncul dan berubah menjadi sayap seperti kupu-kupu berwarna pelangi yang indah.
“Gila, keren banget. Gantian gue, gantian gue.” Kata gadis lain yang separuh rambut dalamnya berwarna putih kemudian beranjak membuat Chaewon mengancingkan kemejanya lagi.
“Gue Ryujin. Shin Ryujin, gue bisa apa aja.” Lanjut gadis itu memicu seluruhnya mengerutkan kening, “Ck kok nggak percaya sihhh?????” Protes gadis itu saat tak ada yang meresponnya.
“Jen, sini Jen,” Jeno yang hendak meminum sodanya mengerutkan kening lalu menunjuk dirinya sendiri membuat Ryujin mendecak lalu mengangguk cepat. Pemuda tampan itu beranjak dengan beberapa pertanyaan yang berkecamuk dibenaknya.
Jeno tersentak kala tangannya yang terjatuh disamping tubuhnya digenggam oleh gadis disampingnya itu, lalu mendadak tubuhnya menegak tegang. Sejenak kemudian genggaman itu dilepaskan oleh sang gadis membuat Jeno yang sedari tadi menahan nafas menjadi lega.
'Fyuhhhh'
Udara dingin langsung menyerang ruangan itu kala Ryujin meniupkan udara setelah melepaskan genggamannya dari Jeno. Semua orang menganga menatapnya, “Masih kurang?????” Tanya Ryujin kala semuanya masih tak bergeming. “Ck. Oke.” Decak gadis itu lalu menarik Han Jisung yang berada didekatnya.
'Wushhhh'
Api yang berkobar diatas lilin itu membesar membuat percikan api berterbangan, hal itu membuat para pemuda disana tersentak kaget lalu mundur menghindari percikan api. Ryujin yang menyebabkan hal itu hanya terkekeh geli.
“Gimana??”
Sontak semuanya kompak bertepuk tangan membuat Ryujin terkekeh bangga, lalu kembali mendudukkan dirinya yang kini memilih berada disebelah Jeno, pemuda tampan itu perlahan menegakkan badannya.
“Lo kenapa deh?? Gak pernah deket cewek ya lo??” Pertanyaan itu terlontar dengan santai saat Jeno seakan mencoba menjaga jarak dari gadis itu.
Jeno menggeleng lalu berdeham pelan untuk mengurangi rasa nervous nya. “Santai aja kali sama gue.” Pemuda itu menoleh kala Ryujin lanjut berbicara, dan mengangguk menanggapi gadis itu.
“Gue Felix,” Jeno maupun Ryujin yang masih setia bertatap mata jadi tersenyum canggung lalu mengalihkan pandang kala Felix, pemuda setengah bule itu maju memperkenalkan diri.
“Lo bisa ngapain??” Tanya Han membuat Felix menyeringai, “Tutup telinga kalian.” Perintah Felix sembari dirinya maju kedepan membuat semua anak mengikuti langkahnya dengan pandangan.
Tak lama kemudian semua orang meringis kala suara yang masuk ke pendengaran mereka terlampau kencang sampai-sampai kaca jendela didepan Felix hancur berkeping-keping. Saat berbalik, Felix terkekeh ringan kala memandang teman-temannya yang masih menganga menatap nanar jendela yang sudah tidak terdapat kaca.
“Gue punya suara supersonik. Gue bisa bisa nemuin radar kapal selam dibawah air, gue bisa terbang pake suara itu juga.” Papar Felix yang langsung mendapat tepuk tangan meriah, membuatnya tersenyum bangga.
“Terus lo??? Nama lo siapa?? Daritadi mainan kartu mulu.” Celetuk Sungchan sembari menatap pada salah satu pemuda berambut merah gelap yang dilihatnya dibandara pagi tadi.
Pemuda itu menunjuk dirinya sendiri membuat Sungchan mengangguk, lalu tanpa banyak bicara pemuda itu beranjak dan maju kedepan.
“Gue Kim Sunwoo, tapi orang-orang manggil gue Gambit. Idk why, gue bisa ngubah energi molekul suatu benda jadi energi kinetik yang mana simbol warna kalau gue lagi gunain kekuatan tuh gini,” Seiring berhentinya pernyataannya kartu remi ditangannya mulai berputar dan memunculkan warna ungu berpendar seperti api sama dengan yang dilihat Sungchan sewaktu dibandara.
Haechan mengangkat tangannya membuat Sunwoo mengangkat sebelah alisnya, “Lo bisa ngapain dari itu??” Tanya pemuda itu yang terlihat sangat penasaran.
Sejenak kemudian kartu yang berada ditangan Sunwoo sudah melucur dengan kecepatan cahaya dan menancap tepat pada lampu tidur diatas nakas yang langsung membelah benda itu tanpa meledak.
“Gila keren banget. Kekuatan gue apaansih anjir??????? Gue rasa Prof. X salah ngirim surat deh,” Celetuk pemuda dengan rambut gondrong khasnya yang berwarna blonde.
“Mana ada salah ngirim surat. Pelan-pelan bakal ketauan kok kekuatan lo apaan, gue juga dulu kaget banget pas tau bisa berubah.” Sahut pemuda tampan disampingnya yang membuat pandangan semua orang mengarah padanya, membuatnya mau tak mau bangkit.
“Gue Eric. Sohn Eric, gue dari dulu udah dikirim surat sama Prof. X, tapi nggak gue ambil. Karena mutasi gue udah dari dulu.” Jelas pemuda itu lalu memejamkan mata sejenak guna mengumpulkan konsentrasinya. Dan sedetik kemudian seluruh badannya berubah menjadi seperti logam baja.
Semuanya menatap takjub pada pemuda itu, “Gue kalo nyentuh lo, bisa gak ya berubah gitu juga???” Tanya Ryujin membuat Eric mengangkat bahunya tak tahu menahu.
“Lo kalo jatoh dalam posisi gitu sakit gak??” Tanya Jeno setelah berpikir lama, Eric yang mendengar pertanyaan itu pun menggeleng, “Gue belom pernah jatoh.”
“Ayok. Mau gue jatuhin nggak?? Mumpung dilantai 3 nih.” Celetuk Haechan bercanda membuat pemuda itu terkekeh lalu kembali duduk.
“Oh iya ini ada si cantik nih. Ayo kenalan terus ceritain rambutnya kok bisa gitu????” Kata Haechan membuat gadis dengan rambut dua warnanya terkekeh lalu beranjak bangkit.
Perlahan cahaya biru langit mengelilingi gadis itu, “Gue Nakyung. Gue bisa teleportasi, gue bisa munculin pedang ditangan gue juga.” Kata gadis itu yang lalu merubah tangan kanannya menjadi berselimut baju besi dan muncul pedang energi berwarna biru langit.
“Rambut gue gini juga nggak tahu. Udah dari dulu.” Tutup gadis itu lalu berjalan kembali ke tempat duduknya setelah menghilangkan pedang mistisnya.
©From Pinterest