Episode Salah Transfer
Sehabis pulang dari rumah Iyos dan Jeje kemarin, Michael yang baru aja leha-leha disofa langsung ditodong tiga anaknya.
“Pi, minta duit dong. Sesok aku meh pergi ke singapur ambek mz friends,” ini Milan yang ngomong sambil ikut mendudukkan diri disofa sebrang Pippi nya.
Jeno mendecak keras sebelum mendorong kecil Mamasnya itu, “Kamu loh habis minta duit kemaren, kok ya njalok teruss. Kali ini aku sek lahh, meh modif mobil aku tuh Mass.” katanya mencibir kearah Milan sebelum mengalihkan pandangan kearah Michael yang masih memandangi ketiganya dalam diam, “Aku minta uang dong Pi, buat beli spare parts mobil, dikit kokk 50 aja. Aku wes nabung dapet 50 juga.”
“50 tuh sitik seko ndiii sehhh Kakk???? Helloooo…????” celetuk Dewa sambil mendecak keras sebelum duduk lesehan sambil menghidupkan PS miliknya.
“Ayo siapa lagi seng minta duit?? Kamu gak sekalian, Jei??” tanya Michael kearah Jeka yang duduk diam sambil menatap ponselnya acuh tak acuh dengan keributan yang dibuat saudaranya itu.
Jeka yang merasa dipanggil pun mendongak lalu menggeleng keras, “Ndakk Pi, aku seh punya duit. Duitku kemaren seng dari manggung yo masih. Tapi nek dikasih buat bikin studio yo tak terima dengan lapang dada,” katanya sambil nyengir bikin semua orang disana mendecih.
“Semua ae minta duit minta duit terus,” keluh Michael sambil nyenderin punggung ke sofa dan memijat pelipisnya. “Milan, kamu wingi itu wes tak transfer 75juta yo wes habis tah???”
Milan mengerutkan keningnya tak paham, “Hah?? Apaan Pippi transfer aku 75juta, wong wingi aku cuma dikasih 2juta buat bayar bill resto pas dinner berenam.” katanya mengelak bikin Michael menatapnya horor.
“Bisa-bisae kamu bohong ambek Pippi lohh Lan, Milan. Wingi loh Pippi transfer 75juta ke rekeningmu,” sahut Michael membuat Jeno, Dewa, dan Jeka menatap Milan penuh tanda tanya.
“NGGAK YOO PII, NDAK ADA ITU NOTIFICATION UANG MASUK KE REKENINGKU SENILAI 75JUTA.” seru Milan.
Apollo yang baru saja masuk dibuat terkejut dengan seruan keras Milan, “Opotohh iki kok ributtt ae kamu ambek Pippi itu???”
“Yo ini, Milan iku loh wingi wes tak transfer 75 kok ya meh minta duit lagi buat liburan ke singapur.” sahut Michael mengadu kearah Apollo yang langsung menatap Milan tajam.
“Bener??” tanya Apo membuat Milan mendecak keras sebelum menggeleng, “Nggakk yoo Popp, aku loh wingi dikasih duit sama Pippi itu mek ngge bayar bill seng kurang pas kita dinner berenam.” elak Milan membuat Apo lalu mengalihkan pandangan kearah Michael, lagi.
“Jangan nuduh sek kamu itu, dicek lagi mungkin salah. Anake yo bilang ndak, berarti yo emang ndak.” kata Apo membuat Michael menghela nafas panjang sebelum meraih iPad miliknya diatas meja.
“Nih, itu nomor rekeningmu seh???” tanya Michael sambil menyodorkan iPadnya yang menampilkan bukti transfer senilai 75juta kearah Apo dan juga Milan yang saling pandang sebelum mendecak keras.
“Yo kamu cobak itu seng lihat, pake en itu matamu buat melihat!!” seru Apo sambil berkacak pinggang bikin Michael menghela nafas panjang.
“Bener loh, itu rekening Milan. 75 juta Lan, kamu itu duit dikit banyak kok ya habisssss ae, mbok buat mabok opo pie??” keluh Michael membuat Milan menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir.
“Pi, lihaten itu loh namanya yang tertera Milani, bukan Milano. MOSOK YO AMBEK ANAKE DEWE LUPA NAMAE???”
Dengan perkataan Milan itu, semua yang berada disana jadi menoleh serempak kearah sang kepala keluarga itu sebelum Apo menggeplak kepala belakangnya pelan, “Hayo habis lapo kamu iso isone transfer orang lain 75juta??”
Milan mencoba untuk mengingat sesuatu dan nampak memijat keningnya, “sek talah, koyok ndak asing loh sama Milani ini, siapa yo”
“Yo coba Pippi kemarin itu habis transfer nang siapa aja? Atau Pippi dari mana gitu terus ada seng minta transfer ke Pippi. ” Dewa menyahut sambil ngalihin pandangan kearah layar televisi lagi.
Semua orang yang berada di ruangan itu nampak berpikir dan mencoba untuk mencari tahu siapa Milani ini, dan anehnya tidak ada yang ingat siapa Milani ini.
Setelah cukup lama, Apollo pun memecahkan keheningan, “Milani ini lakyo pengurus panti itu seh, hm inio liak en matamu. ” katanya sambil menunjukan biodata yang tertera.
“Tuhhh kan, akuloh ndak bohong ambek Pippi, nek aku bilang ndak yo ndak kok isone ngeyel ae. ” semprot Milan sambil bergabung bermain game bersama dengan Dewa.
“Oh iyo lupa, kemarin habis masukno donasi lagi ke panti, aku kelupaan loh tak kirain itu aku ngasih Milan.”
“Yowes berarti sudah selesai, wes gaada salah transfer lagi habis ini, mbokya di liati nek meh transfer iku, untung loh ke panti lah nek ke seng laine yaapa jal? Wes ndang di transferi itu anak anakmu, ” Apollo berbicara sambil beranjak dari duduknya dan melangkah kearah kulkas dipojok ruangan.
Jeka dan Jeno hanya menggelengkan kepalanya dan kembali memainkan ponsel mereka, “Ancen Pippi mu iku aneh aneh ae senengae. ” celetuk Jeka membuat Jeno terkekeh pelan sebelum ikut mendudukkan diri disebelah Milan yang kini tengah bertarung dengan Dewa didalam game.