Archangel and The Havok
“Jen,” Pemuda berambut seputih salju itu mendongakkan wajah kala gadis dihadapannya memanggil. “Iya??” Balas pemuda itu.
“Jangan gugup gitu dong hahaha, hawanya jadi dingin banget nih.” Kata gadis itu sembari terkekeh, membuat Jeno tertawa canggung.
Gadis itu beranjak sembari menggeret kursi yang didudukinya menjadi bersebelahan dengan Jeno yang sejak tadi tak mengalihkan pandangannya dari gadis itu. Saat sang gadis hendak mendudukkan diri suara berdebum dengan keras terdengar hingga ruangan yang ditempati keduanya, yang mana berada dibawah tanah.
Jeno buru-buru beranjak lalu melangkah keluar dari Danger Room ini diikuti Yeji dibelakangnya yang juga panik.
Disisi lain, diruangan terbuka yang ditengahnya terdapat satu patung besar yang berfungsi sebagai monumen Xavier's School itu, Jaemin bersama dengan Renjun juga Sungchan dan dua orang gadis menatap nanar monumen tersebut yang sudah terbagi menjadi dua.
“Kenapa??” Tanya Jeno tergesa setelah berlari dengan cepat keasal suara. Renjun yang masih syok dengan kedua sayap logamnya yang membentang panjang itu menoleh lalu tersentak dengan sendirinya menyadari sayap dipunggungnnya muncul.
“Tadi Bang Jaemin nggak sengaja ngebelah itu patung. Makanya bunyinya keras banget,” Kata Sungchan menjelaskan membuat Jeno langsung beralih menatap Jaemin yang masih menatap kosong pada patung tersebut.
Pemuda dengan rambut seputih salju itu berjalan mendekat lalu ditepuknya pundak sang teman, “Bisa lo yang jelasin??” Titah pemuda itu membuat Jaemin menghela nafas panjang lalu setelahnya menyuruh semua orang yang berada didekatnya menjauh.
“Gue nggak tau kalau bakal begitu,” Kata Jaemin sembari menatap Jeno sendu, “Gue iseng aja ngepalin tangan terus muter kayak nari ballet gitu. Eh malah tuh patung kebelah,” Lanjutnya sembari memberi contoh dengan mengepalkan kedua tangannya dan berputar 360° derajat membuat tubuhnya dikelilingi cahaya merah menyala seperti cincin energi.
“Coollll... Thats awesome man!!!” Celetuk seorang pemuda dengan tepuk tangan hebohnya membuat cincin energi Jaemin lenyap seketika.
Sembari terus bertepuk tangan, pemuda itu menghampiri Jaemin, “Keren. Gue tau kekuatan lo bakal hebat. Ini harus dikasih tau sih Mr. Cyclops,” Kata pemuda itu membuat Jaemin menggeleng keras.
“JANGAN LAH KAK, NANTI GUE DIMARAHIN. ITU PATUNGNYA RUSAK.” Seru Jaemin dengan lantang membuat semua yang menyaksikan tersentak dan perlahan mundur.
Pemuda didepan Jaemin itu terkekeh sejenak sebelum menepuk-nepuk pundak Jaemin, “Tenang aja nggak bakal dimarahin. Paling dikasih wejangan doang biar lo sering-sering latihan.”
”-Dan lo, Renjun. I saw irt, i saw your wings. So beautiful, kinclong bangett. Untung aja nggak nusuk temen-temen lo ya hahahaha,” Lanjut pemuda itu sembari menatap kearah Renjun yang tersenyum canggung.
Ketiga gadis yang berada disana diam-diam meneguk ludah sembari saling lirik. “Kak Mark,” Panggil Sungchan membuat pemuda berambut merah muda terang itu menoleh lalu mengangkat sebelah alisnya, “Kenapa??”
“Ini kita boleh balik nggak sih??” Mark, si pemuda berambut merah muda itu terkekeh lalu mempersilahkan beberapa orang pergi termasuk Jeno yang memang sedari tadi banyak diam.
“Lee Jeno, stop right there!!”
“Yaudah, kalian turun aja.” Kata Jeno kepada ketiga gadis yang telah mengangguk patuh terhadapnya.
“Iya kenapa, Kak??” Tanya Jeno membuat Mark menyeringai aneh, lalu pemuda berambut seputih salju itu dikejutkan oleh sosok Hendery yang tiba-tiba datang dengan teleportasinya.
“Waduhhh parah bangetttt. Ini si Havok yang buat??” Tanya Hendery setelah melihat kesekeliling tempat. Mark mengangguk membuat Hendery mengangguk-anggukkan kepala.
“Lucas, bilangan Mr. Cyclops biar kesini dong.” Pinta Mark dengan tepat saat Lucas tiba dengan kecepatan supernya, “Alah. Baru juga nyampe, si bangsat nggak daritadi pas gue belom jalan.” Protes Lucas namun kembali melesat pergi untuk menghampiri Mr. Cyclops sesuai arahan Mark tadi.
“Kalian berempat. Datang dari daerah yang sama??” Tanya Mark membuat keempatnya menggeleng kompak, pemuda berambut merah muda itu mengerutkan kening bingung.
“Lah kan kalian satu grup waktu itu.” Kata Mark.
“Iya memang. Tapi Renjun datang dari China, dan menetap di kota yang sama dengan kita bertiga saat sudah beranjak dewasa.” Jawab Jeno dengan formalnya membuat Hendery maupun Mark terkekeh ringan.
“Santai aja sama kita mah, Jen.” Celetuk Hendery sembari terkekeh membuat Jeno menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bersamaan dengan itu Lucas datang bersama Mr. Cyclops yang langsung membungkuk menumpu badan dikedua lututnya setelah dibawa Lucas berlari secepat cahaya.
“Bentar. Saya mual,” Kata Mr. Cyclops membuat Lucas terbahak, “Yaelah Sir, gitu aja mabok.” Ledeknya membuat Mr. Cyclops merolling mata.
“Ya gimana enggak. Kamu kalau bawa orang tuh ya jangan cepet-cepet. Mending tadi sama Hendery aja, nggak perlu lari.” Kata lelaki dengan rambut merah dan putih yang menjadi ciri khasnya itu panjang lebar yang membuat Lucas mengerucutkan bibir kesal.
“Jadi ini?? Havok?? Yang digadang-gadang punya Plasma Energy Blast??” Tanya lelaki itu membuat Jaemin mengulum bibir dan menautkan kedua tangannya kebelakang, mirip seperti sedang dihukum.
“Dan ini juga, The Lost Angel. Yang bisa munculin sayap logam berserta cakram dari balik punggungnya.” Lanjut lelaki itu sembari mengalihkan pandang dari Jaemin ke Renjun dengan tatapan memindainya.
“Kalian berdua, mulai sekarang jadwal trainning nya ditingkatkan. Karena superpower kalian sudah ke reveal. Selamat,” Katanya sembari mengajak berjabat tangan.