Adegan siram-siram
“Lo kesini sendirian Des??” Aku menoleh kala sosok pacar Martin, cih, aku nggak terima nyebut dia sebagai pacar Martin berbicara kepada Hades.
Bahh nggak lihat gue sebegini cantiknya apa???? Pake nanya segala.
“Nggak sih. Nih sama pacar gue,” Sahut Hades yang masih santai, kulihat gadis itu melirikku sinis.
“Lohhh??? Inikan pacarnya Danny, iyakan? Kita pernah ketemu loh kalau kamu lupa.” Ck anjir sok kenal banget, ketemu juga baru sekali.
Ku abaikan saja gadis itu, tak minat juga membalas kata-katanya.
“Ckckck, kasihan banget Danny ya dapat cewek kayak lo,”
“Danny tau nggak kalo lo sering jalan sama cowok begini? Gimana ya perasaannya kalo tau ceweknya jalan sama cowok lain???” Aku merolling mata mendengar kata-katanya yang seakan menyindirku. Hades tidak ada disini btw, dia pergi untuk mengambil minum.
“Terus?? Kalau tau, lo mau apa??” Sahutku santai, namun berbeda dengan yang aku harapkan agar dia terdiam. Kata-kata yang barusan aku ucapkan malah memicunya.
“Hades, mending lo pertimbangin deh hubungan lo sama nih cewek. Takutnya reputasi keluarga lo turun gara-gara cewek gak tahu diri ini.” Katanya kala Hades kembali dengan dua gelas minuman, Hades tampak terkejut bukan main saat kata-kata itu terlontar.
Aku mendecih sembari menyambar gelas ditangan Hades lalu menyiramnya kearah gadis itu, “Mendingan lo yang ngaca bitch.”
Gadis itu memekik kencang membuat semua pandangan tertuju pada kami berdua, oh sorry bertiga karena masih ada Hades yang membatu.
“MINA!?!!” Aku menoleh kala mendengar suara Martin yang terdengar panik, lalu membuka jas nya dan dipakaikannya kepada cewek itu sebab gaunnya basah akibat siramku tadi.
Aku ternganga kala Martin menatapku dengan tatapan geram dan berapi-api. “Apa-apaan kamu nyiram Mina segala?”
Aku mendecak dan merolling mata, “Excue me? Pacar kakak yang cantik jelita ini ngatain saya cewek nggak bener yang suka gonta ganti cowok. So, lain kali mending lo yang ngaca ya. Pacar kakak nih cuma…”
“Cuma apa ha?” Aku langsung mengatupkan bibir usai Martin menyambar kata-kata ku barusan.
Aku mendecih dan menyadari bahwa sedari tadi kami menjadi tontonan. “Bangsat lah. Balik gue, kalo lo masih mau disini ya silahkan. Gue naik taksi.” Kataku pada Hades dan langsung berlalu pergi. Dan… aku dengan sengaja menabrak bahu Martin dengan keras.
**
“Bangsat banget gak sih anjinggggggg. Dia nggak tahu apa? Martin sama gue masih tajir an gue????? Awas aja kalo ketemu lagi, ancur lo bangsat.”
“Udahhhh dong anjirrrrrr, lu ngomong gitu mulu daritadi nggak aus??” Kulirik Hades yang nampak lelah mendengarkan keluh kesahku.
“Nih, katanya kemarin pengen boba.” Kata Haded sembari menyodorkan satu cup besar brown sugar boba ke hadapanku.
“KAN KEMARIN PENGENNYA, DIH.”
“Santai anjer. Gue bukan Mina jangan galak-galak.”
Aku menghela nafas sembari menyedot minumanku dan lanjut menyenderkan punggung kesenderan kursi.
“Lagian kenapasih lo tadi nggak belain gue nyet???????” Ku dengar Hades menghela nafas lagi.
“Udah dong anjir masihhhh aja dibahas.”
“Ck. Yaudah anterin pulang ayok.” Aku langsung beranjak dan berjalan terlebih dahulu.
“Jangan lupa yang lo janjiin tadi dikamar gue ya ganteng.” Kataku sembari mengedipkan sebelah mataku kala mobil Hades sampai didepan pintu utama rumahku.
Setelahnya aku bergegas turun dan melambai pada mobil itu yang sudah berjalan pergi. Dengan sejenak aku menghembuskan nafas lalu melangkah masuk dan langsung merebahkan diri begitu sampai didalam kamar milikku.